Sejarah Desa Selat

batasnya sebagai berikut :
- Utara : Toh Langkir
- Timur : Air Anipi
- Selatan : Patal
- Barat : Air Rang Rung
Jumlah Lembar Prasasti yang ada di Desa
ini berjumlah 7 lembar yang terbuat dari tembaga.
Kemudian Perjalanan zaman akhirnya Desa
akhirnya Desa ini di pimpin oleh Ki Bendesa Pasek Baled yang akan bertugas
melaksanakan awig-awig yang tertulis pada perasasti dan berubah nama Kanyuruhan
menjadi Desa Baledan, yang bertujuan untuk lebih mengingatkan Nama Pemimpinnya.
Setelah beberapa puluh tahun memimpin Desa
Baledan, terjadilah alih kepemimpinan direbut oleh I Gusti Ngurah Toh Jiwa
babakan dan lanjut memimpin Desa ini dan menggati nama menjadi Desa Selat.Dari
kepemimpinan I Gusti Ngurah Toh Jiwa Babakan kemudian direbut kembali oleh I Gusti Nengah Sibetan dan nama Desa tetap
bernama Desa Selat.
Pada zaman penjajahan Belanda Perbekel I
(pertama) di Desa Selat yaitu bernama Ida Made Jelantik dari geria Dangin Wani
yang memimpin Desa Selat mulai tahun 1929-1933 kemudian diganti oleh Perbekel
II (kedua) yaitu I Gusti Gede Oka Tusta menjadi Perbekel Tahun 1933-1940,
kemudian diganti lagi oleh Perbekel III (ketiga) yaitu I Gusti Gede Taman mulai
menjabat Tahun 1940-1972.
Perbekel III (ketiga) ini paling lama
yaitu 32 tahun maka tahun 1972 di ganti oleh I Gusti Ngurah Oka sebagai
Perbekel IV (ke empat). Pada
tahun 1994
Kepala Desa dig anti oleh Penjabat sementara yaitu I Gede Dewa Badra
sebagai Kepala
Desa V (kelima). Pada tahun 1995 Desa Selat dimekarkan menjadi 2 (dua)
Desa
yaitu Desa Selat memiliki 10 Dusun dan Desa Peringsari 10 Dusun kemudian
Desa
Selat dijabat oleh kepala Desa difinitifp yaitu I Gusti Bagus Rai
sebagai
Kepala Desa ke 6 yang menjabat mulai tahun1995 -2003. Pada tahun 2003
diadakan
pergantian Kepala Desa ke 7 oleh pejabat baru yaitu I Wayan Suara
Arsana,
pejabat Perbekel ke 7 ini memekarkan lagi menjadi 2 yaitu Desa Selat
dengan 6
Banjar Dinas dan Desa Amerta Bhuana dengan 4 Banjar Dinas, Tahun 2005
kemudian
Pejabat Perbekel Definitip mengundurkan diri diganti oleh Penjabat baru
sementara I Gusti Lanang Ngurah yang menjabat tahun 2006-2007. Pada
akhirnya
Tahun 2007 diadakan pemilihan Perbekel dan dilantikanlah Perbekel
terpilih yang
ke VIII yaitu I Wayan Gede Surapta dengan masa jabatan 2008-2013. Dan
pada tahun 2014 dilantik kembali perbekel IX yaitu I Gusti Lanang
Adiartha dengan masa jabatan 2014 s.d. sekarang.
Bagus sekali sejarahnya.saya mau menanyakan asal mula desa adat santi(Banjar Santi mohon penjelasannya)
BalasHapus